Dengan atau Tanpa Sahabat
Barusan saja seorang teman kerja datang kepada saya, membuka pembicaraan yang intinya adalah teman sejati itu tidak ada. Saya sempat mengerutkan kening, berpikir sejenak tentang kisah hidupnya. Beliau dulu pernah memiliki teman yang dianggapnya sahabat sejati saat itu. Selayaknya sahabat sejati, apapun dilakukan, pengorbanan dll. Namun, tanpa diceritakan detilnya beliau mengatakan terjadi crash yang menyebabkan perpecahannya dengan sahabatnya tersebut. Dari itu beliau menganggap sahabat sejati itu tidak ada.
Jika dibandingkan dengan kehidupan saya, saya rasa tidaklah demikian. Entah ini salah dimana atau apa yang harus diperbaiki, tapi sepertinya cara berpikir beliau salah. Saya memiliki banyak teman, mulai dari teman rumah, teman sekolah (SD - Kuliah), teman kerja (mulai dari pekerjaan pertama dan berganti-ganti hingga sekarang), teman di jalan, teman di bengkel, teman yang hanya kenal dll. Namun, saya memiliki beberapa sahabat. Entah itu sahabat sejati atau apa namanya, tapi mereka lebih dari semua teman yang saya miliki.
Menurut saya, sahabat adalah
mereka yang datang tanpa berorientasi uang.
Mereka yang tanpa malu menunjukan ketololannya.
Mereka yang bangun jam 2 pagi saat di telp dan datang saat bensin saya habis di tengah jalan.
Mereka yang tidak pernah hitung menghitung dari apa yang telah didapat atau apa yang telah dikeluarkan.
dan.......
mereka yang tertawa terbahak-bahak setelah ditendang beramai-ramai karena telah kentut ditengah-tengah tongkorongan.
saya pun kurang paham apa yang sebenarnya terjadi, yang saya tahu,,,, kita tidak sendiri saat menertawakan sesuatu. Karena kita mahkluk sosial.
~fin~
0 comments:
Post a Comment